pintu keluarnya juga hanya satu..
didalamnya penuh dengan lika-liku..jalan buntu, dan jebakan.
banyak yang masuk kedalamnya tapi tak bisa keluar.
bahkan kelaparan dan haus menyerang.
dinding tinggi sebagai penghalang menghalau kita untuk bergerak bebas..
tapi, sadarkah kita?
semua itu hanyalah mindset otak kita sendiri.
otak yang kadang terlalu kita banggakan dengan memberinya makanan imajinatif nan ilmiah.
terkurung dalam penjara kesempurnaan dunia buatan kita sendiri.
berapa banyak aktivis yang masuk kedalam labirin terjebak dan menemui jalan buntu.
berapa banyak aktivis yang masuk lantas tersesat dengan keputus-asaan.
bisa jadi karena mereka terjebak oleh imajinasi ilmiah mereka sendiri.
imajinasi yang telah mengalahkan diri mereka dan hati mereka sendiri.
berikut sedikit kisah mengenai labirin buatan Allah
Alkisah, raja Babilonia membangun labirin besar yang serba rumit. Meniru kerumitan semesta, kilahnya. Bukan dua dimensi, karena ada lorong mendaki, tangga2, pintu2, dan tentu banyak jalan buntunya. Berbiaya tinggi, dan sungguh rumit, sehingga manusia normal bisa mati kehausan atau kelaparan sebelum berhasil menemukan jalan keluar.
Ketika raja Arab berkunjung, raja Babilonia memamerkan labirin besar tersebut. Di dalam, ia meninggalkan raja Arab. Raja Arab mencoba keluar, tapi sungguh rumit labirin itu, sehingga ia sungguh2 makin tersesat. Memahami bahwa ini hanya miniatur kerumitan semesta Tuhan, ia pun mulai berdoa memohon perlindungan, kemudian mempercayai intuisinya, yang akhirnya berhasil membawanya keluar labirin. Menghadap raja Babilonia, ia tersenyum, dan mengucapkan terima kasih karena telah ditunjukkan kerumitan luar biasa dari kepandaian Babilonia.
Kembali ke negaranya, ia menyusun pasukan, dan langsung menyerang Babilonia. Pasukan hanya menculik raja Babilonia, dan kemudian meninggalkan kerajaan. Sang raja dibawa ke tengah gurun Arabia. Berkata si raja Arab: “Ini adalah labirin raksasa kami. Sungguh rumit, biarpun tak satu dindingpun membatasinya. Selamat berjuang sahabatku.” Lalu mereka meninggalkan raja Babilonia itu di tengah gurun maha luas itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar