Karena dunia gelita . . .
marilah ambil lentera agar Tuhan mengenal kita sebagai pembawa cahaya.
marilah ambil lentera agar Tuhan mengenal kita sebagai pembawa cahaya.
Jangan habiskan nafas dalam keasyikan menggurutui zaman.
Karena zaman adalah kesempatan dari Tuhan untuk kita.
Dengarlah dengan telinga hatimu . . .
Keburukan zaman adalah panggilan Tuhan untukmu. Karena dalam dirimu ada secercah cahaya; menerangi bentangan semesta andai kau berikan cahaya pada makhluk-makhluk di alam raya.
Engkau telah dipercaya untuk melihat dan menatap gejolak duniawi. Bukan untuk mengeluhkannya. Tetapi, malaikat di sisimu mengharapkan engkau bangkit; membersihkan yang kotor, mengumpulkan kebaikan yang terserak, memunguti keburukan lalu menggantikannya dengan cahaya bintang-bintang di langit.
Tugasmu bukanlah merendahkan kami yang tiada memiliki kebaikan.
Tugasmu mengangkat kami menuju ketinggian dan keluhuran. Karena padanya terlihat serat-serat keagungan Tuhan. Karena tanganmu melanjutkan risalah Nabi-Nabi. Karena Nabi-Nabi hanya memilih untuk menyulut obor di tengah kegelapan.
Maka, lihatlah wajah-wajah sayu yang terlilit dan berlumuran dosa. Betapa hina dinanya di hadapan kebaikanmu. Tetapi, tidakkah hatimu mengasihaninya? Tidak relakah engkau mengangkatnya dari kubangan kebusukan dan kerendahan?
Dengarkanlah tangis berjuta jiwa-jiwa nestapa sebab tiada mengenal Tuhannya.
Bukankah tiada engkau lihat kebahagiaan dalam hatinya?
Mereka menyangka sedang dalam kesenangan. Tetapi sesungguhnya jiwa mereka dalam kekosongan.
Aku memohon kepadamu; wahai yang memiliki lentera dan obor cahaya.
Bagilah cahayamu, karena dunia ini begitu gelita namun kami tidak menyadarinya.
Hanya dengan cahaya, kami dapat membedakan yang terang, yang gelita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar